Langsung ke konten utama

"Air Rasa Pusing"

Alkohol sejak dahulu sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat. Khusus di daerah Indonesia bagian Timur, tempat saya lahir dan bertumbuh besar, setiap daerah bahkan memiliki karakteristik tersendiri untuk alkohol yang difermentasi secara tradisional. Alkohol juga mempunyai sebutan yang berbeda untuk tiap daerah seperti moke, sopi, laru, tuak, arak dan lain sebagainya. Minuman ini selanjutnya mendapat tempat dihati masyarakat sebagai minuman kebersamaan. Tidak hanya pada perayaan yang berbau kebudayaan, misalnya pada upacara adat, penyambutan tamu dari luar pulau dan lain sebagainya, lebih dari itu, alkohol seperti sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat. Dimana ada perkumpulan (pesta rakyat, acara duka hingga tongkrongan biasa orang-orang muda) hampir bisa dipastikan tersedia alkohol disana. 

Alkohol cukup populer, terutama di kalangan kaum muda. Istilah yang belakangan dipakai untuk menyebut alkohol adalah “Air rasa pusing”. Sangat disayangkan, kepopuleran alkohol seakan memunculkan sebuah stigma yang merebak di kalangan remaja pria beranjak dewasa “Belum laki, kalau belum coba alkohol”. Takaran “Coba alkohol” yang dipakai anak-anak muda sungguh "bukan kaleng-kaleng". Berdasarkan pengamatan sendiri serta wawancara dengan beberapa narasumber, Seliter alkohol bisa ditenggak habis oleh sekumpulan anak muda berjumlah 2-3 orang. Intensitas mengkonsumsi alkoholpun bisa masuk kategori “sering”, sedikitnya seminggu sekali. Anehnya lagi, kadang minum alkohol dijadikan kompetisi atau adu ketahanan diantara para peminum. Jadi biasanya dibentuk lingkaran terdiri dari beberapa orang anak muda dengan persediaan alkohol dalam jumlah banyak. Dalam lingkaran tersebut, ada yang berperan sebagai “bandar” atau orang yang bertugas menuang minuman ke dalam gelas kecil(sloki), yang kemudian diminum berurutan. Ini biasa dikenal dengan istilah “gelas berputar”. Putaran terus berlanjut selama persediaan masih ada. Karena alkohol disediakan dalam jumlah banyak, biasanya satu per satu anggota dalam lingkaran tersebut akan mundur jika merasa sudah tidak sanggup minum lagi. Kegiatan seperti ini bukan hal baru dan dilakukan hanya untuk tujuan bersenang-senang. 

Sudah menjadi rahasia umum mengkonsumsi minuman beralkohol dengan kadar tidak berlebihan diduga dapat menurunkan resiko penyakit berbahaya, seperti stroke diabetes hingga penyakit jantung. Akan tetapi konsumsi dalam jumlah berlebih dapat menimbulkan berbagai bahaya kesehatan. Apa saja bahaya kesehatan yang ditimbulkan ? Simak penjelasannya :

Konsumsi alkohol berlebih dapat merusak hati. Tentu kita sudah tahu, hati berfungsi menetralisir semua racun yang masuk ke tubuh melalui darah. Di hati juga terjadi metabolisme kolesterol dan produksi protein yang dipakai pada proses pembekuan darah. Jika tubuh menerima alkohol yang berlebihan, hati akan berkerja lebih berat dari biasanya. Ini dapat mengakibatkan peradangan pada hati sehingga tidak lagi dapat melakukan fungsinya dengan baik. Beberapa efek samping yang timbul misalnya penumpukan lemak, sirosis hati, hepatitis alkolik bahkan kanker hati. Tidak hanya hati, organ pencernaan juga terkena dampak dari perilaku konsumsi alkohol berlebihan. Organ pankreas misalnya, sebagai organ yang biasanya memproduksi enzim serta hormon pencernaan akan mengalami peradangan menyebabkan penyakit pankreatitis. Konsumsi alkohol berlebih juga menyebabkan kerusakan pada saluran pencernaan lainnya, akibatnya nutrisi dari makanan tidak terserap dengan baik. Dapat juga terjadi cidera pada dinding lambung hingga kanker saluran pencernaan. Tidak sampai disitu, alkohol juga dapat mengganggu fungsi sistem saraf pusat kita. Alkohol dapat mengganggu kinerja zat kimia di otak dan menurunkan fungsi otak. Efek yang ditimbulkan beragam, mulai dari penurunan penglihatan, gangguan mood, penurunan ingatan, pingsan hingga stroke. Selain otak, jantung pun kena imbasnya. Alkohol memicu gangguan irama jantung, peningkatan tekanan darah, melemahnya otot jantung yang berujung pada gagal jantung. Ini saja sudah cukup menyeramkan. Namun demikian, penelitian membuktikan bahwa kebiasaan konsumsi alkohol berlebih sangat berhubungan erat dengan berbagai jenis penyakit kanker. Alkohol diketahui memiliki sifat karsinogenik yang dapat merusak sel-sel tubuh serta memicu penyakit kanker.  

Sudah bisa di bayangkan bukan, sejauh apa efek samping yang dapat ditimbulkan alkohol. Sayangi diri anda dengan menghindari perilaku konsumsi alkohol berlebihan. Jika anda masuk golongan yang “baru ingin mencoba”, jangan terlena dengan efek menenangkan yang instan dari “air rasa pusing” ini. ketahuilah, itu adalah pesona awal sebelum anda terjebak dalam candu. Alkohol memiliki efek candu yang membuat penikmatnya “haus”. Jika kamu termasuk golongan yang terlanjur kecanduan,  kurangilah konsumsi alkohol sedikit demi sedikit, karena seperti patah hati, move on butuh waktu. Demikian juga move on dari alkohol. Terlena dengan alkohol bahkan lebih bahaya daripada terlena dengan masa lalu, efeknya bukan Cuma mati rasa, tapi mati benaran. 

Hidup hanya sekali, namun jika dijalani tanpa alkohol berlebihan_sekali itu sudah lebih dari cukup.

Salam sehat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOPI : Friend or Foe?

KOPI  Friend or Foe? Minuman satu ini memang sangat populer. Saking populer sampai ada filosofinya. Sayang, kopi sering di”cap” negatif atas kandungan kafein didalamnya. Sebenarnya, seberapa bahayakah kafein itu? Untuk menjawabnya, Journal Review in Advance, 2016 memaparkan hasil diskusi International Life Sciences Institute (ILSI) Cabang Amerika Utara yang bertema : "Kafein: Teman atau Musuh ? . Berikut beberapa fakta tentang kafein : Ø   Metabolisme kafein tiap orang berbeda dikarenakan perbedaan genetik yang mempengaruhi praktik konsumsi seperti rasa dan titrasi diri, dan risiko penyakit. Ø   Orang dengan metabolisme lambat memiliki peningkatan risiko terkait penyakit jantung dan pembuluh darah (CVD), sedangkan orang dengan metabolisme cepat kafein dapat terlindung dari risiko CVD oleh antioksidan dalam kopi. Ø   Konsumsi kafein jika disertai dengan kebiasaan merokok beresiko lebih tinggi terhadap CVD. Ø   Konsumsi kafein pada 180-200 mg/hari dapat membe

Pulang

Untuk tebal kabut dari subuh ke pagi Yang bertahan lebih lama saat kemarau lewat untuk embun yang menempel di kaca jendela dan teh panas yang segera menghangat dalam detik aku pasti pulang menemuimu yang dingin dikening namun hangat dikenang E. R

TEMAN KERJA

    Gelak tawa kami membawa ingatanku kembali pada dimensi waktu yang berbeda. Setahun lalu tepatnya, triwulan pertama tahun 2020 . Ditengah situasi pandemi yang menghantam seantero jagad , membuat seluruh sistem pada tatanan hidup yang sudah sedemikian rapih disusun oleh manusia harus berubah drastis demi beradaptasi dengan serangan pandemi k . Nyatanya, h idup harus tetap berjalan, meskipun melambat. Begitu pula dengan sistem belajar dikampus. Semua kegiatan terpaksa dilakukan secara daring hingga jarak tak lagi jadi kendala berbagi ilmu. Sebagai salah satu mahasiswa perantau, aku tahu betul sistem ini awalnya cukup membahagiakan. Bagaimana tidak, kami masih dapat menempuh perkuliahan tanpa harus menanggung beban rindu akan kampung halaman. Tapi tidak seperti beberapa teman perantau yang memilih pulang, aku memilih tetap bertahan di kosan, melewati hari demi hari di kota besar yang kini tidak lagi ramai karena pembatasan aktifitas berskala besar. Bukan tanpa alasan,  aku hanya